Kamis, 19 Maret 2015

KITA DISINI AKAN MATI



Jangan mendekat !!..
Ini berduri

Aku tidak tahu
Tapi kau akan mati

Jangan mendekat ini takdir kita!!...
Ini takdir kkita

Kau merangkak dan aku kalah
Kita disini akan mati

DOMPET RAKYAT BERTERIAK

Janji  tertimbun dengan kemolekkan kata
Ketepatan waktu jauh dari kepastian
Kepastian yang sangat dinanti-nanti
Tapi tak berujung dengan bukti

Biaya operasional negaara yang muluk-muluk
Tapi sedikit terbuka dan tertutup
Bak daun jendela terhempas angin

Keteguhan hati warga bak pohon jati
Tapi akan memberontak akan kelalaian janji

Visi dan misi pemimpin yang tinggi
Tapi anggota kabinet kerja
Hanya memikirkan oranng yang duduk manis saja
Tanpa memandang deruh derita rakyat Indonesia

Tikus berdasi telah musnah terhempas ombak
Hilang tidak ada jejak
Tapi muncul palaku baru
Manusia bermuka srigala
Yang mulai cerdik dengan  tipu muslihat

Pelaku politik semakin jaya
Dompaet rakyat semakin berteriak dan menderita

Jumat, 13 Maret 2015

DERUH DERITA SI PEMALU

Secawan anggur ku teguk dalam kesendirian
Sembari menatap semut di dinding

Ku hitung satu persatu
Semut-semut yang terpisah dari rombongan
Tampak seekor semut dengan paras yang bingung
Sesekali niat hati bertanya kepada rekannya
Tapi tak sepatah kata pun terucap
Kesedihan semakin bertambah
Kegelisahan semakin berkobar
Malu bertanya
Sesatlah dijalan

Senin, 09 Maret 2015

SEMANGAT JIWA MUDA

Dingin hati sendu yang kurasa
Teguh semangat yang membara
Sepercik harapan yang terbungkam

Wajah-wajah berjiwa muda berparaskan lentera merah
Semangat yang masih suci dan belum mengerti akan kegagalan
Tetap kokoh dalam menggapai cita-cita dan tanggng jawab

Konsultasi yang menimbulkan beribu tanda Tanya
Selalu mengusik ketenangan si petapah di gunung Himalaya
Semoga segala usaha yang menguras air semangat
Membuahkan hasil yang tidak merusak semangat jiwa muda
Pujanggapenyanggalangit.blogspot.com


Minggu, 08 Maret 2015

GALERI TOGA KEHIDUPAN

Daun-daun berguguran dihempas angin
Angin tak pernah mempertanyakan
Rerumputan dihalaman serasa tak bertuan
Sehingga terlihat kering,gersang dan tak punya harapan
Hati dan jiwa berpadu mempertanyakan jati diri
Hati berbisik hidup penuh dengan misteri
Rasa ambisi yang dulunya lembut
Sekarang sudah mulai mengeraskan tekad
Tekad untuk melawan kerasnya batu karang kehidupan

Tabir-tabir kehidupan sudah mulai berkumandang
Bak lembaran galeri kehidupan yang sudah siap
Menceritakan terjalnya kehidupan
Yang sudah menanti diperjalanan
Ambisi yang berkobar seganas si jago merah
Terpupus karna kondisi orang tua yang tak berpunya
Terasa miris saat impianku sudah diambang pintu ketidak pastian

Hati dan jiwa serasa tak berbalas
Menerima kenyataan
Akan putusnya suatu impian
Hati bertanya kepada jiwa
Kenapa orang lain mampu tapi kamu rapuh
Jiwa menjawab rapuh yang ku rasa sangat memukul batinku
Tapi aku tak akan merubah setitik harapan ku
Akan aku hapus masa lalu
Akan aku ubah masa kini
Dan akan aku tata masa depan ku

Jiwa yang memiliki ambisi yang kuat
Sangatlah dibutuhkan
tapi jangan lupakan kaidah-kaidah beragama
Agar berjalan sesuai dengan harapan

Ku tulis rangkaian tujuan hidupku didalam galeri kehidupan
dengan bermodalkan Doa, cita-cita dan harapan kedua orang tua
ku persiapkan anak panah kehidupan
bermata safir yang sangat tajam
Dengan harapan dapat menembus kerasnya batu karang kehidupan
mimpi-mimpi besar yang sudah aku genggam dengan erat ditanganku
akan aku gantung dilangit biru yang sangat cerah
semua ini ku persembahkan untuk deruh tangis bangga mereka
kepadaku
karna telah menuntunku sampai aku bisa mengerti
Arti sebuah toga kehidupan

SERPIHAN BONGKA BATU

jiwa bimbang bagaikan batu krikil yang terhempas
terhempas sejauh benturan itu mementalkannya
batu yang dulunya kokoh
 terkikis oleh  tetesan air hujan

semangat yang bekobar bak si jago merah
mulai meredupkan kobaranya

semangat yang ku tanam sekarang sudah mulai melemah 
karna rasa jenuh,penat,
dan cukup menguras air di sumur yang mulai kering

kepenatan yang memberi luka batin
kepenatan yang menorehkan corak buruk
yang di torehkan dengan tinta kemunafikana

kejenuhan yang yang berefek luar biasa
menyiksa semua kondisi
kondisi yang sempurna yang ku siapkan 
sekarang hancur 
menjadi serpihan bongka batu 
yang melukai batinku

PEMANTAPAN HATI

Daun berguguran di terpa angin kencang, 
rerumputan mulai tak bertuan dan berguguran, 
tampak gersang,senyam,
sepi dan tiada makna pun yang bisa terkendali.

Setitik demi setitik dan sedetik demi sedetik 
rasa hati pun sudah ikhlas engkau pergi, 
sekarang aku sudah memantapkan hati, 
dan meluruskan Tujuan, 
demi mengkokohkan hidup bagai ombak menerpa batu" karang, 
memang dahulu rasa tertusuk jarum panas. 

Tapi sekarang aku tak perlu berharap penuh. 
Karna aku yakin cerita hidup ku lebih menantang di depan sana, 
hati ku pun bahagia punya cerita bersama suasana baru yang pastinya 
dapat mencairkan suasana hati ku yang membeku

Menaklukkan Api

Kicau burung teramat merdu, 
deburan ombak menghantam batu karang,
angin menghempas ilalang di padang yang gersang

jiwa yang baik boleh lah engkau banggakan 
tapi kemunafikan jangan engkau tonjolkan.

Wahai kawan ku bukanlah niat ku memandai ,
karna niat hati membri nasehat,
dikau punya pola pikir yang matang. 
Tapi kematangan itu yang tak pernah engkau hiraukan.
Sebelum api yang engkau nyalakan membakar jiwa dan batin mu. 
Alangkah baiknya engkau padamkan

PELANGI KECIL

Dentum gelombang jiwa menghasilkan gejolak hati, 
pola pikir berpadu dengan tanda tanya, 
gejolak hati berparaskan buanga melati, 
melati nan elegan menguji ketegaran jiwa, 
jiwa yang kokoh bak benara eiffel yang tangguh.

Warna-warna cerah yang engkau pancarkan, 
menenangkan batin yang gunda-gulana, 
kepribadian mu yang tangguh, 
bagai indahnya gunung himalaya yang tak pernah berubah sepanjang masa, 
parasmu yang elegan sunggu manis di pandang mata,keceriahan yang engkau tuangkan,
 cukup menghapus duri kehidupan.

Wahai gadis si penantang dunia,
sikapmu yang arrogant cukup menjadi tabir nestapa.

Tanya jawab yang ku lontarkan sangat susah ku dapatkan,
membuat hati bertanya-tanya,
siapa dirimu si pelangi kecil,pujangga jiwa.